dhany linkorn

dhany linkorn
cerita dahulu

Rabu, 06 April 2011

PSIKOLOGI REMAJA

Artikel Psikologi Remaja

Sebelum kita membahas lebih dalam lagi tentang Psikologi Remaja, ada baiknya kita mengetahui dulu pengertian tentang Psikologi dan Remaja itu sendiri. Psikologi merupakan ilmu tentang perilaku atau aktifitas-aktifitas, dan perilaku atau aktifitas-aktifitas merupakan manifestasi dari kehidupan kejiwaan. Jadi yang di pelajari oleh psikologi bukannya perilaku atau-aktifitas-aktifitas itu, tapi perilaku aktifitas sebagai manifestasi kehidupan kejiwaan. Artinya bahwa Psikologi itu mempelajari tentang apa yang ada di dalam raga kita sendiri. Sedangkan Remaja, Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity (Golinko, 1984 dalam Rice, 1990). Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang remaja, seperti DeBrun (dalam Rice, 1990) mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Papalia dan Olds (2001) tidak memberikan pengertian remaja (adolescent) secara eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence).
Setelah mengetahui pengertian Psikologi Remaja itu sendiri, mungkin kita sudah mulai berfikir bagaimana pemahaman tentang Psikologi Remaja, dan dari pemahaman ini tentunya kita mengetahui apa saja permasalahan yang akan di hadapi seorang remaja, sebagai suatu manifestasi di dalam jiwa seorang remaja tentunya remaja rentan terhadap hal-hal yang menyimpang, sebab dalam tahapan remaja ini selalu ingin tau dalam suatu hal yang belum mereka alami dan ketahui sebelumnya, para ahli psikologi sendiri mempunyai bermacam-macam pendapat tentang Psikologi remaja ini, namun makna dari Psikologi Remaja ini sendiri tetaplah sama, yaitu peralihan dari anak-anak menuju dewasa, masa remaja ini sendiri disebutkan oleh para ahli sebagai puberitas/aqhil baliq, masa inilah yang sering mengkhawatirkan para orang tua, sebab masa remaja ini merupakan masa ke-emasan bagi seorang manusia. Karena pada masa ini tentunya akan mengajarkan remaja agar bisa menjadi seorang yang dewasa, maka itu pula bila seorang remaja salah menempatkan perilakunya atau pola fikirnya di dalam kehidupan sehari-hari akan mempengaruhi proses kedewasaanya itu sendiri dan menjadi seorang dewasa, jadi tentunya seorang remaja haruslah di berikan tuntunan/bimbingan agar ter-arah seorang remaja ini. Remaja merupakan suatu transisi yang di sebut manusia ini merupakan Makhluk berkembang yang semakin tinggi usianya, maka akan mengalami beberapa perubahan.
Perubahan Seorang Remaja itu sendiri ada beberapa, yaitu :
1. Perkembangan fisik
perubahan yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali adalah perubahan fisik/perkembangan fisik. Terjadi pubertas yaitu proses perubahan yang bertahap dalam internal dan eksternal tubuh anak-anak menjadi dewasa. Perubahan hormon termasuk hormone seksual membuat remaja menjadi tidak nyaman dengan dirinya dan juga sekaligus jadi sering terlalu fokus pada kondisi fisiknya. Misalnya : remaja jadi sering berkaca hanya untuk melihat jerawat atau poninya, jadi terlalu resah dengan bentuk tubunya, dan sebagainya.

Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik tidak sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body image dengan self picture) dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga, perkembangan fisik yang tidak proporsional. Kematangan organ reproduksi pada masa remaja membutuhkan upaya pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh norma-norma dapat menjurus pada penyimpangan perilaku seksual.

Perkembangan atau pertumbuhan anggota-anggota badan remaja, sebagaimana dikemukakan oleh Monks dkk. (1994), kadang-kadang lebih cepat daripada perkembangan badan. Oleh karena itu, untuk sementara waktu, seorang remaja mempunyai proporsi tubuh yang tidak seimbang. Hal ini akan menimbulkan kegusaran batin yang mendalam karena pada masa remaja ini, perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya. Jadi remaja sendiri merupakan salah satu penilai yang penting terhadap badannya sendiri sebagai stimulus sosial. Bila sang remaja mengerti badannya telah memenuhi persyaratan, sebagaimana yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya, maka hal ini akan berakibat positif terhadap penilaian diri.

Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu. Misalnya si Ani merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Ani akan berusaha sekuat tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Ani yang demikian tentu menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Ani akan selalu menolak bila diajak ke pesta oleh temannya sehingga lama-kelamaan Ani tidak memiliki teman, dan sebagainya.

2. Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif merupakan salah satu perkembangan manusia yang berkaitan dengan pengetahuan, yakni semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individeu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Menurut Drever (Kuper & Kuper, 2000) disebutkan bahwa ” kognisi adalah istilah umumyang mencakup segenap model pemahaman, yakni persepsi, imajinasi, penangkapan makna, penialain, dan penalaran”.
Sedangkan menurut Piaget (Hetherington & Parke, 1975) menyebutkan bahwa ” kognitif adalah bagaimana anak beradaptasi dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian di sekitarnya”. Pieget memandang bahwa anak memainkan peran aktif di dalam menyusunpengetahuannya mengenai realitas, anak tidak pasif menerima informasi. Selanjutnya walaupun proses berpikir dan konsepsi anak mengenai realitas telah dimodifikasi oleh pengalamannya dengan dunia sekitar dia, namun anak juga aktif menginterpretasikan informasi yang ia peroleh dari pengalaman, serta dalam mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi. Menurut Chaplin (2002) dikatakan bahwa “kognisi adalah konsep umum yang mencakup semua bentuk mengenal, termasuk di dalamnya mengamati, melihat, memperhatikan, memberikan, menyangka, membayangkan, memperkirakan, menduga, dan menilai.
Dari berbagai pengertian yang telah disebutkan di atas dapat dipahami bahwa kognitif adalah sebuah istilah yang digunakan oleh psikolog untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menlai, dan memikirkan lingkungannya.

3. Dan perkembangan kepribadian dan sosial
Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik, sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain (Papalia & Olds, 2001). Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia & Olds, 2001). Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar. Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya (Conger, 1991). Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya (Beyth-Marom, et al., 1993; Conger, 1991; Deaux, et al, 1993; Papalia & Olds, 2001). Conger (1991) dan Papalia & Olds (2001) mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya (Conger, 1991).

Kesimpulannya Psikologi Remaja merupakan transisi dari anak-anak menjadi dewasa, dan secara hakiki Psikologi Remaja ini adalah masa ke-emasan dimana seorang manusia mencari sosok dirinya dan mempelajari apa yang belum diketahuinya. Sehingga para orang tua patutlah berhati-hati membimbing anaknya dengan benar, agar si anak mampu melalu masa transisi remajanya pada arah yang benar.